Cerita 9 Wali : Sunan Kalijaga dan Joko Tingkir


Assalamualaikum ? Gimana sehat gak ?
saya akan mengulas tentang cerita legenda tentang jagoan dari tanah jawa, Tau ?
Joko Tingkir busset dah, yaudah ni baca aja ceritanya, kalo tadi pagi nonton trans pasti tau film ni Sunan Kalijaga dan Joko Tingkir
"Salam Tokek"



Sejarah Joko Tingkir


Nama asli dari Joko Tingkir adalah Mas Karebet. Ayah Joko Tingkir merupakan murid Syekh Siti Jenar yang bernama Ki Ageng Pengging. Ayah Joko Tingkir mempunyai teman seorang dalang yang bernama Ki Ageng Tingkir. Saat Joko Tingkir dilahirkan, Ki Ageng sedang melaksanakan pergelaran wayang dengan Ki Ageng Tingkir. Namun setelah pulang dari pertunjukan Ki Ageng Tingkir tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal.
Ki Ageng Pengging pernah dituduh sebagai pemberontak Kerajaan Demak sehingga dihukum mati oleh Sunan Kudus. Setelah Ki Ageng meninggal, Nyai Ageng Pengging yang merupakan ibu Mas Karebet juga meninggal setelah jatuh sakit. Sejak itulah Mas Karebet diasuh oleh Nyai Ageng Tingkir (istri Ki Ageng Tingkir).
Selama diasuh oleh Nyai Ageng Tingkir, Mas Karebet tumbuh menjadi sosok pemuda yang sangat menyukai bertapa.
Asal Mula Panggilan Jaka Tingkir
Mas Karebet juga dijuluki Joko Tingkir karena dia masih muda menjadi anak angkat Nyai Ageng Tingkir. Joko Tingkir juga berguru kepada Sunan Kalijaga. Selain kepada Sunan Kalijaga, dia juga pernah berguru kepada Ki Ageng Sela. Setelah berguru, Joko Tingkir ingin mengabdi ke kerajaan Demak. Di sana Joko Tingkir tinggal di sebuah rumah Kyai Gandamustaka. Kyai Gandamustaka merupakan saudara Nyi Ageng Tingkir yang menjadi perawat Masjid Agung Demak dan berpangkat lurah ganjur. Karena Joko Tingkir pandai menarik simpati Raja Trenggana, akhirnya Joko Tingkir diangkat menjadi kepala prajurit Demak berpangkat lurah wiratamtama.
Setelah diangkat menjadi kepala prajurit Demak, Joko Tingkir diberi tugas untuk menyeleksi tentara baru yang akan masuk menjadi prajuritnya. Diantara calon tentara baru ada seseorang yang bernama Dadungawu yang sangat sombong dengan kesaktiannya. Lalu, Joko Tingkir menguji kesaktian Dadungawuk. Namun dalam uji kesaktian, Dadungawuk tewas hanya dengan menggunakan Sadak Kinang. Akibatnya tewasnya salah satu calon prajuritnya, Joko Tingkir dipecat Sultan Trenggono dari ketentaraan dan diusir dari Demak.
Setelah diusir dari Demak, Joko Tingkir berguru pada Ki Ageng Banyubiru atau Ki Kebo Kanigoro yang merupakan saudara tua ayahnya. Setelah tamat berguru, dia kembali ke Demak bersama ketiga murid yang lain, yaitu Mas Manca, Mas Wila, dan Ki Wuragil.
Dalam perjalanan, rombongan Joko Tingkir menyusuri Sungai Kedung Srengenge dengan menggunakan rakit. Tiba-tiba muncul siluman buaya yang menyerang mereka. Namun dengan kesaktian keempat murid tersebut, siluman buaya sanggup untuk ditaklukkan. Bahkan, siluman-siluman tersebut membantu Joko Tingkir mendorong rakit sampai ke tujuan.
Pada saat itu, Sultan Trenggono dengan keluarganya sedang melakuakn wisata di Gunung Prawoto. Karena Joko Tingkir ingin mencari simpati dari Trenggana untuk menerima Joko Tingkir kembali di kerajaan Demak, dia melepas seekor kerbau gila yang diberi nama Kebo Danu. Kerbau tersebut diberi mantra oleh Joko Tingkir dengan cara diberi tanah kuburan pada telinga kerbau. Kerbau itu mengamuk menyerang pesanggrahan raja, di mana tidak ada prajurit yang mampu menghentikan kerbau tersebut.
Tiba-tiba Joko Tingkir muncul dan menghadapi kerbau gila. Kerbau itu dengan mudah dibunuh ditangan Joko Tingkir. Atas jasa Joko Tingkir, Sultan Trenggono mengangkat kembali Joko Tingkir menjadi lurah wiratama.
Jaka Tingkir lahir kala Ki Ageng Tingkir, guru Ayahnya (Ki Ageng Pengging atau Kebo Kenongo), menjadi dalang wayang beber, oleh karenanya Jaka Tingkir di sebut Karebet karena Wayang Beber yang terbuat dari kertas berbunyi  “Kerebet-Kerebet” bila tertiup anging saat hujan.
Ki Ageng Pengging berguru Kepada Syech Siti Jenar, yang mengajarkan konsepManunggaling kawulo gusti (Wahdatul Sujud) yang di anggap melenceng dari ajaran Islam. Ki Ageng Pengging di eksekusi oleh Sunan Kudus atas Perintah Sultan Bintoro (Raden Patah). Sahabat tunggal Guru Ki Ageng Pengging adalah Ki Ageng Tingkir, Ki Ageng Selo, Ki Ageng Tarup, Ki Ageng  Ngerang, Ki Ageng Butuh, Ki Ageng Majasta, Ki Ageng Banyu biru, Ki Ageng Nglawean, Ki Ageng Talpitu.
Empat puluh hari kemudian, Nyai Ageng Pengging Meninggal, dan Karebet di bawa dan di asuh oleh Nyai Ageng Tingkir (yang juga sudah Janda) di desa Tingkir, oleh karenanya di kenal sebagai Joko Tingkir.
Dalam perjalanan ke Demak, Joko tingkir bertemu dengan Sunan Kali Jaga yang meramalnya bahwa Kelak dirinya akan menjadi Raja Besar di Jawa.
Arya Panangsang VS Jaka Tingkir,
bukan karena motif dendam maupun lainnya, namun perseteruan disini terjadi karena suatu perbedaan pandangan dalam kemaslahatan ilmu Ma’rifatillah. Inilah simakannya …
Berubahnya sifat Arya Panangsang, bermula dari kematian gurunya Panglima Pasopati agung Sunan Kudus, dan sejak itu pula sifatnya sangat keras, angkuh dan merasa paling sakti di dunia. Hal semacam ini baginya tidak ada lagi Wali yang bisa membimbingnya kecuali (Alm) gurunya.
Kisah perubahan sifat Arya Panangsang, membuat seluruh murid Wali lainnya merasa tercengang. Ya…..siapa yang tidak kenal dengan nama Arya Panangsang, seorang panglima perang paling tangguh dengan segala kesaktian yang pernah ada, beliau juga seorang yang sangat arif dan bijaksana dalam segala hal, namun dengan perubahannya saat ini membuat hati para murid lainnya sangat terpukul.
Betapa tidak, Arya Panangsang selalu mengumbar emosinya dengan menantang semua jawara hingga sering membuat keonaran dimana-mana.
Puluhan bahkan ratusan jawara yang merasa tersinggung atas kesombongannya harus berakhir dengan kematian.
Dalam keadaan yang tidak menentu, salah satu murid Sunan KaliJaga, yang bernama Jaka Tingkir, menghadap gurunya untuk minta ijin guna melawan kesombongan Arya Panangsang.
Wahai Joko Tingkir, jangan kau sia-siakan hidupmu hanya karena Arya Panangsang, sesungguhnya orang yang akan kau hadapi adalah hamba yang kini sedang zadabiyyah (Hanya ingat kepada Allah) apabila sampai kau menang maka Allah murka kepadamu dan kalau kau kalah, maka dirimu akan dilaknat oleh-Nya, karena melawan orang yang sedang jatuh cinta pada tuhan-Nya, diamlah hingga suatu hari kelak Allah mengijinkanmu
Dengan patuh Jaka Tingkir, langsung mengundurkan diri dari hadapan gurunya dan langsung bertaubat kepada Allah, atas praduga yang kurang baik terhadap diri Arya Panangsang.
Juga Sunan KaliJaga, setelah kepergian muridnya beliau langsung meminta petunjuk kepada Allah, atas tingkah laku Arya Panangsang, yang dianggap sudah melampui batas Syar’i dan akidah .
Dalam keadaan khusu’ tiba-tiba Sunan Kudus, muncul dihadapannya: “Assalamu alaikum ya Autadulloh” yang langsung dibalas oleh Sunan KaliJaga: “Waalaikum salam ya ahlul Jannah
Angger KaliJogo, doamu sampai menggetarkan tiang surga dan alamul Arsy, aku memahami apa yang menjadi beban dihatimu, namun ketahuilah,,,, Allah telah menggariskan lain di Lauhul-Mahfud, bahwa Arya Panangsang, akan menjadi hamba solehnya dialamul Jannah karena mati ditangan muridmu, sesama Waliyulloh. Datangilah istrinya dan bujuk dia agar suaminya mau mendengarkan apa yang kau inginkan
Setelah itu Sunan KaliJaga, langsung pergi meninggalkan kediamannya menuju istri Arya Panangsang yang bernama Retno Kencono Wungu, putri dari Dewi Lanjar, Penguasa Laut Utara.
Sesampainya ditempat tujuan, ternyata Arya  Panangsang, langsung menunggunya: “Wahai Quthbul Autad, aku tahu kau baru saja bertemu dengan guruku dan menyarankan agar istriku bisa menasehatiku, namun ketahuilah!!!  aku tidak  bisa dinasehati olehmu kecuali dengan kematian
Dengan sambutan yang kurang mengenakkan hati ini akhirnya Sunan KaliJaga, langsung undur pamit. Selanjutnya beliau tidak langsung pulang melainkan bersilaturrohmi kerumah istrinya Jaka Tingkir, yang bernama Dewi Nawang Wulan Sari, putri dari ibu agung Nawang Wulan, Penguasa Pantai Selatan.
Tahu yang datang gurunya, suami istri ini sangat bersuka cita dan cepat-cepat menjamunya penuh penghormatan. Sang Sunan pun langsung menceritakan perjalanannya sejak bertemu dengan Sunan Kudus hingga sampai datang kerumah Arya panangsang.


Archive

Contact Form

Send